JAKARTA , SJBNEWS.CO.ID - Pada Agustus 2022, terjadi penambahan kasus positif secara nasional sebesar 27,88 persen menjadi 151.710.
Dari jumlah tersebut, kasus positif COVID-19 pada usia anak sekolah turut mengalami peningkatan sebesar 33,81 persen atau 22.980 kasus.
Kasus positif pada kelompok usia anak sekolah ini berkontribusi sebanyak 15,15 persen pada tingkat nasional.
Sehingga, bila dihitung, dalam kurun waktu dua bulan, kasus positif COVID-19 pada anak-anak usia sekolah naik 5 ribu kasus.
Meningkatnya jumlah kasus anak terinfeksi virus corona ini perlu menjadi perhatian orang tua hingga pihak sekolah.
Meski begitu, memang belum bisa dipastikan apakah kasus-kasus ini penularannya semua terjadi di sekolah atau tidak.
Yang perlu menjadi perhatian juga adalah vaksinasi corona pada anak. Per tanggal 9 September 2022, cakupan vaksinasi COVID-19 pada anak berusia 6-11 tahun masih lebih rendah dibandingkan cakupan vaksinasi pada anak kelompok usia 12-17 tahun.
Dengan cakupan dosis pertama di Indonesia mencapai 79,94% (21.105.395 anak) dan untuk vaksinasi dosis kedua baru mencapai 66,20% (17.475.772 anak).
berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 23 Agustus 2022, dari total 440.071 sekolah yang menyelenggarakan PTM, hanya 6.796 atau 1,54 persen yang melakukan active case finding.
Selain itu, kasus positif COVID-19 selama penyelenggaraan PTM yang dimulai Juli 2022 juga menunjukkan kenaikan pada kelompok anak-anak.
Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Dr. dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid, menyarankan agar anak yang mengalami gejala COVID-19 seperti demam, batuk, pilek, maupun diare agar tidak perlu masuk sekolah.
Selain itu, Retno meminta sekolah untuk melakukan pengawasan ketat pada penerapan protokol kesehatan, serta melakukan testing pada siswa-siswanya yang bergejala COVID-19.
Bila ada yang hasilnya positif, maka tracing perlu lebih digencarkan agar penularan tidak semakin meluas.
“Pada anak-anak malah gejalanya lebih ringan dan kebanyakan tidak mengalami gejala atau orang tanpa gejala (OTG). Berarti memang mereka atau bahkan kita tidak tahu kalau ternyata mereka memiliki COVID-19,” kata Dr. Asti dalam talkshow 'Pengawasan Protokol Kesehatan di Sekolah' dilihat dari YouTube BNPB. (YTB)