Sri Riski, Sopir Cantik Truk Batu Bara Asal Penerokan Jambi

- Ahad, 05 Juni 2022, 12:00 AM
Keterangan Foto

JAMBI , SJBNEWS.CO.ID - Perempuan mengendarai mobil di zaman sekarang sudah tidak aneh. Sudah banyak kaum Hawa yang menyetir mobil sendiri, untuk mengantarnya kemana-mana.

Namun, perempuan mengendarai truk, di Jambi masih tergolong unik. Apalagi truk yang dibawa mengangkut batubara, sebuah pekerjaan yang belum lazim di kalangan perempuan Jambi.

Adalah Sri Riski, 23 tahun,  seorang gadis cantik warga RT 10 Desa Penerokan, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Dia sehari-hari bekerja sebagai  sopir truk pengangkut batubara. Gadis muda ini menggeluti pekerjaan sebagai sopir truk batubara sejak tahun 2019.

Selain karena hobi, faktor ekonomi membuat Sri terpaksa menjadi sopir truk batubara. Perempuan ini memang sangat luar biasa.

"Sebelum membawa truk batubara, saya sempat menjadi sopir bus Trans Siginjai," ungkap anak kelima dari tujuh bersaudara ini.

Ditanya alasannya memilih menjadi sopir truk batubara, gadis pasangan Ismail dan Zuliyati ini mengaku hobi dan ingin membantu ekonomi keluarganya.

"Setidaknya menjadi sopit truk batubara bisa membantu ekonomi keluarga. Kenapa harus malu jadi sopit truk batubara. Ini pekerjaan yang sangat luar biasa," ujar Sri.

Tidak hanya itu, menjadi sopir truk batubara, bagi Sri bisa menjadi contoh bagi orang banyak, lantaran sopir truk barubara umumnya dilakoni oleh para lelaki.

Menurut Sri, menjadi sopir truk bukan untuk terlihat lebih hebat dari yang lain. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa mencari uang sendiri, tidak melulu bergantung pada orang tua.

"Siapapun orang yang melihat saya, itu untuk menumbuhkan semangat kepada siapapun. Saya sebagai sopir menunjukkan bahwa perempuan mampu bekerja keras, diiringi semangat dan doa," katanya.

Meski masih tergolong muda, perempuan yang kerap disapa Esi ini mengajak para sopir truk batubara tidak mengeluhkan situasi saat ini. "Kami sering terjebak macet yang begitu melelahkan.

Kalau sudah macet, kaki terkadang sering keram. Tapi kami harus tetap semangat, tidak boleh menyerah. Kami juga kerap melewati jalan berlubang, dan berusaha melawan rasa kantuk saat bongkar muatan," ungkap Sri. (JO/TUBE/*)


Tags

Berita Terkait

X