KERINCI, SJBNEWS.CO.ID - Yang selalu di Sebut- Sebut oleh Pemkab Kerinci Bahwa Kasus Stunting untuk tahun 2023 di Kabupaten Ketinci sudah terjadi penurunan 15,5 Porsen,atau Hanya tinggal 8,7 Porsen saja, Angka penurunan kasus Stunting tersebut perlu dipertanyakan, apakah yang dikatakan Angka penurunan Stunting di tahun 2023 sebesar 15,5 Porsen itu adalah data Kongkrit dilapangan atau pejabat Pemkab hanya menerima data di atas kertas meja saja,tidak tau dengan kejadian sebenarnya di lapangan.
Hasil impestigasi wartawan Sjbnews Dilas,Rabu 30 Juli terkait masih adanya kasus Stunting yang tidak tertangani oleh pihak Pemkab kerinci,di Desa Plak Naneh Siulak.
Dari hasil investigasi tersebut wartawan Sjbnews telah menemukan banyaknya Bayi dan Belita Desa Plak Naneh Kecamatan Siulak terkena penderita Stunting,sementara Pemkab Kerinci selalu berkoar- Koar bahwa Kasus Stunting di Kabupaten Kerinci,adalah Kabupaten yang penurunan terendah kasus Stunting ,hanya tinggal 8,7 Porsen ,baik di tingkat Propinsi maupun di tingkat Nasional.kok Realita di Lapangan tidak sesuai yang di sampaikan Pihak Pemkab ke Publik.
Angka penurunan Stunting yang selalu jadi kebanggaan Pemkab Kerinci itu belum bisa di akui,kenapa di katakan begitu,salah satu contoh di Desa Pelak Naneh Kecamatan Siulak masih terdapat Bayi dan Belita penderita Stunting,berarti pihak Pemkab terindikasi hanya terima laporan di meja saja ,atau Pemkab tidak mengetahui Realita sebenarnya dilapangan.
Seperti yang di alami Muhamad Fadil umur 8 bulan Warga RT l Desa Plak Naneh,sudah Umur 8 bulan Muhamad Fadil, berat badan nya masih 3,5 kilo gram,menurut Ibu Mhd Fadil Bernama Lis,seharus anak nya seumur 8 bulan itu berat badannya paling tidak 7 sampai 8 kilogram, kemudian menurut kaca mata wartawan Sjbnews,saat ini kondisi pertumbuhan Mhd Fadil perlu menjadi perhatian semua pihak.
Kemudian Afiqri Aldiansyah,Bin Baharizal Warga RT 03 Plak Naneh, umur Satu tahun Tiga bulan Berat Badannya masih 5,5 kilo gram.yang pertanyaan,pantaskah bayi berumur satu tahun itu berat badannya 5,5 kilo gram.
Menurut pengakuan kedua orang tua bayi tersebut mengatakan,bahwa anaknya itu tidak pernah mendapat PMT ,baik dari pihak Desa Maupun dari Puskesmas dan Pihak pemerintah Kabupaten.
Kemudian RIsQIANA Umur tiga tahun warga RT lV ,RISQIANA cuman memiliki berat badan 11 kilogram,seharusnya menurut ibu Risqi,anaknya sudah memiliki berat badan paling kurang 13 kilo gram.
Kemudian MHD ALMUKNI Bin Dandi, juga warga RT IV ,saat ini ALMUKNI sudah berumur 5 tahun berat badannya cuman 12 kilogram,ini
Menurut pengakuan Nenek ALMUKNI pada wartawan,dan juga diakui nenek ALMUKNI, bahwa saat ALMUKNI berumur 2 tahun pernah Kader Posyandu memberikan 8 kotak kecil Susu SGM,kemudian semenjak umur Dua tahun itu sampai saat ini ALMUKNI tidak pernah lagi di beri PMT lagi.ucapnya.
Kemudian RELANDA bin Yolanda warga RT 2 ,RELANDA saat ini sudah berumur 4 tahun ,berat badannya cuman 11 kilo gram,menurut pengakuan Kakek RELANDA bernama Adnan,Dua bulan yang lalu,sayangnya kakek RELANDA tidak menyebutkan bulan berapa itu, RELANDA pernah di beri PMT berupa kacang Hijau dan Kue2 saja,selama satu bulan,semenjak itu sampai saat ini RELANDA tidak pernah dapat apa-apa lagi.
Kemudian CELFIA umur 4,5 tahun warga RT V,menurut pengakuan ibu CELFIA,Cenmayanti ,bahwa anaknya mempunyai berat badan cuman 11 kilogram lbih,seharusnya seumur CELFIA itu berat badannya paling tidak 13 kilogram.
Dan masih banyak Belita-belita yang lain di Desa Plek Naneh itu terkatagori penderita Stunting yang belum tertangani,kok pihak penegak hukum diam saja,apa ini tidak terindikasi ada penyimpangan uang negara,yaitu agaran Stunting.
Dengan masih adanya penderita Stunting di Desa Plak Naneh itu wartawan Sjbnews telah minta Konfirmasi ke salah satu Kader Posyandu di RT V bernama YOTI,Dikatakan YOTI, bahwa yang di beri PMT tiap hari itu ada lima orang Belita,yaitu MHD Peran,MHD Farza Akfaska,Qeenzi,Julia Gala,dan Gala DwiPradipta.
Menurut YOTI itu diberikan Kader pos yandu Berdasarkan Petunjuk dari Puskesmas,ucap YOTI.
Dengan adanya temuan oleh Sjbnews terhadap masih terdapatnya Beberapa orang Bayi dan anak Belita penderita Stunting di Desa Plak Naneh tersebut,maka sangat tidak pantastisbahwa kasus penurunan Stunting di Kabupaten Kerinci sudah mencapai 15,5 pirsen , seperti yang dilaporkan petugas ke pihak Pemkabi itu, tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya di lapangan.
Kenapa di katakan begitu ,dilihat dari kasus Stunting yang masih menimpa warga Plak Naneh,maka terindikasi di seluruh Desa di Kabupaten Kerinci itu Kasus Stunting belum ada penurunan nya.
Maka untuk mengetahui kasus Stunting yang sebenarnya ,pejabat Pemkab Kerinci harus turun Kelapangan,jangan berkoar- Koar dari atas mimbar saja.
Maka timbul Dugaan Bahwa Anggaran Negara sudah Milyaran Habis untuk penangan Stunting,tetapi kenyataanya penderita Stunting belum berkurang di kalangan warga,jadi Pihak Pemkab jangan Dulu Berkoar- koar bahwa kasus Stunting hanya tinggal 8,7 Porsen saja, apa benar ?
Untuk Detaelnya Sjbnews akan terus melakukan investigasi ke seluruh Desa dalam Kabupaten Kerinci,guna untuk mencari Pakta sebenarnya tentang jumlah penderita Stunting tersebut. (Dilas)