Harga TBS Tidak Sejalan Dengan Tingginya Harga Minyak Goreng

- Sabtu, 09 Juli 2022, 12:00 AM
Keterangan Foto

TANJAB BARAT , SJBNEWS.CO.ID - Sedih, pusing, stres bahkan seolah putus asa, demikianlah hal yang dirasakan para petani sawit mandiri saat ini, dimana penurunan harga TBS dikalangan petani sawit saat ini sangat menyesakkan dada mereka.

Bagaimana tidak beberapa bulan yang lalu para petani sawit masih bisa merasakan tingginya harga TBS diatas Rp 3000an/kg dikalangan petani.

Bahkan saat itu banyak dari kalangan pengamat memprediksi bahwa harga komoditas sawit ini tidak bakalan turun mengingat bahwa TBS tidak lagi sebatas bahan baku minyak goreng dan turunannya namun pemerintahan sekarang juga getol melakukan penelitian dimana buah sawit bisa diolah menjadi bio diesel.

Namun saat ini hal itu cuma sekedar mimpi buruk bagi petani sawit, bagaimana tidak? Sudah hampir satu bulan lebih harga TBS dikalangan petani sawit mandiri tidak lagi memiliki nilai ekonomis, artinya harga yang diterima oleh petani dari hasil kebun sawitnya bila dihitung dengan biaya pemeliharaan kebun juga biaya semasa panen serta biaya tranportasi TBS jika kebunnya jauh dari akses jalan maka sangat merugikan para petani dimana TBS mereka cuma dihargai Rp 650/kg.

Demikinalah yang dialami oleh seorang petani sawit ibu R.Br Sipayung yang bertani kebun sawit di daerah desa sungai panoban kecamatan batang asam kabupaten tanjung jabung barat, beliau bahkan sudah menunda panen kebun sawitnya hampir satu bulan hanya untuk menunggu harga TBS bisa lebih manusiawi sedikit.

Ibu ini merasa sangat kecewa dengan kebijakan pemerintah pusat yang mengakibatkan harga TBS dikalangan petani rontok, bahkan sebagai petani awam para petani sawit makin bingung dan penuh tanya, bagaimana mungkin buah sawit yang jadi bahan baku minyak goreng bisa sangat murah sementara mereka beli minyak goreng jenis apa pun harganya tetap mahal?

Belum lagi saat ini harga kebutuhan bahan pokok banyak yang mengalami kenaikan harga juga bulan ini adalah tahun ajaran baru bagi anak sekolah yang juga membutuhkan biaya persiapan masuk sekolah yang tidak sedikit.

Lain halnya dengan petani sawit lainya bapak saragih yang memiliki kebun sawit di daerah lincing pedalaman simpang rambutan kab. tanjabbar,  Sudah satu bulan lebih tidak melakukan panen dikarenakan harga yang sangat murah.

Serta banyaknya pengusaha pengumpul TBS dari kalangan petani saat ini tidak berani melakukan transakai jual beli TBS dikarenakan harga TBS yang tidak menentu dan adanya beberapa pabrik kelapa sawit yang sementara ini tidak beroperasi. 

Saat ini untuk memenuhi kebutuhan sehari hari para petani sawit ini sudah banyak yang kas bon (hutang) kepada padagang besar sembako yang ada di daerah mereka, bahkan jika beberapa bulan kedepan perbaikan harga TBS ini tidak ada perbaikan bukan tidak mungkin para petani sawit ini akan melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya hanya demi memenuhi kebutuhan perut saja.

Sebab mereka tidak mmemiliki sumber penghasilan lain selain hasil dari berkebun sawit dan mencari upahan dikalangan sesama mereka petani sawit.

Merekapun berharap kepada pemerintah baik daerah terlebih pemerintah pusat yang selama ini banyak berbicara di media agar segera memperhatikan dan memulihkan kembali nilai ke ekonomian dari hasil kebun sawit mereka.

Bagi mereka petani awam sawit ini sangat berharap kepada Bapak Presiden Jokowi agar segera mengambil kebijakan yang menguntungkan semua pihak. (APRIN)


Tags

Berita Terkait

X