KOTA JAMBI , SJBNEWS.CO.ID - Gas elpiji 3 kg langka di pasaran sejak dua pekan terakhir. Jika ada dijual di warung-warung, harganya jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp18 ribu.
Sejak Senin (10/10/2022) penyaluran gas elpiji subsidi tabung 3 Kilogram (Kg) terhambat. Sejumlah pangkalan di Kota Jambi kehabisan stok alias kosong. Masyarakat pemegang kartu kendali gas di Kota Jambi pun tidak bisa mendapatkan gas subsidi tersebut. Sebagian warga terpaksa membeli di warung dengan harga cukup tinggi.
‘’Sejak Senin lalu hingga hari ini (Rabu, red) saya mendatangi pangkalan mau ambil gas. Tapi gasnya kosong. Kata pemilik pangkalan gas tidak masuk," kata Edi, warga Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Rabu (12/10/2022).
Menurut Edi, sebagai pemegang kartu kendali gas subsidi, dia dijadwalkan setiap pekan pada hari Senin mengambil gas di pangkalan milik Suharman, di Jalan Lingkar Barat III, RT 37, Kenali Besar. Biasanya tiap Senin awal pekan gas sudah tersedia di pangkalan.
"Setidaknya paling lambat Selasa pagi gasnya sudah ada di pangkalan. Tapi ini sampai hari Rabu tidak ada. Tadi (Rabu, red) pemilik pangkalan memberi tahu gas tidak masuk. Karena pengisian di SPBE-nya rusak. Belum ada kepastian kapan gasnya datang," ungkap Edi.
Karena kondisi itu, Edi mengaku terpaksa membeli gas 3 Kg gram di warung sekitar rumahnya dengan harga Rp 38 ribu per tabung.
"Kalau di pangkalan Rp18 ribu per tabung," ujarnya.
Selain pemegang kartu kendali gas, warga lainnya juga mengaku sulit mendapatkan gas melon di warung-warung. Meskipun ada, harganya cukup mahal.
“Beberapa hari ini di dekat rumah yang biasa jual gas lagi kosong gasnya. Terpaksa beli di luar, harganya Rp45 ribu,” kata Samsul, warga Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Jambi, Yon Heri mengaku belum mengetahui dan mendapat laporan ada kerusakan pada SPBE pengisian gas subsidi.
"Itu mungkin murni teknis penyaluran di tingkat penyalur. Mulai dari pertamina, agen dan pangkalan. Kalau seandainya ada kerusakan pasti ada gangguan penyaluran," katanya, Rabu (12/10/2022).
Yon Heri mengaku, tidak ada laporan ke pihaknya terkait rusaknya SPBE. Kata dia tidak lazim juga pihak penyalur melapor kepada pihaknya. "Ini murni bisnis mereka," ujarnya. (CM)