Catatan Redaksi Akhir Tahun 2021, Maraknya Opini dan Tendensius di Media Sosial

- Rabu, 15 Desember 2021, 12:00 AM
Keterangan Foto

JAMBI , SJBNEWS.CO.ID - Akhir akhir ini bermunculan narasi yang bermakna opini dan tendensius yang akhirnya membingungkan pembaca.

Pemimpin Redaksi SJBNEWS.CO.ID mencoba menurunkan catatan redaksi pada akhir tahun 2021.

Dari catatan itu terlihat beberapa foto viral dan ulasan Yang sama sekali belum dikategorikan berita dan asajaj sumbernya.

Namun sebaliknya juga bisa dibenarkan beberapa informasi dari medsos seperti beberapa kejadian menjadi sumber berita.

Seperti contoh, beberapa informasi dihimpun di beberapa chanel youtobe membahas susunan kabinet bermunculan nama sementara pergantian kabinet belum ada. Tetapi ramalan sudah bermunculan.

Dimasa jaman canggih ini, Sudah banyak menggunakan medsos atau website dan live streaming tanpa ada ijin siaran atau lainnya.

Diharapkan peran Kemenkominfo dapat menertibkan hal ini agar pembaca tidak merasa bingung.

Sebagaimana dikutip dari ceramah mantan ketua PWI Jambi Mursid Sonsang yang mengatakan bahwa wartawan itu harus memiliki sertifikat UKW dan keanggotaan utama dari PWI.

Hal ini menjadi masukan bagi setiap organisasi kewartawanan untuk meningkatkan kualitas ke wartawanan dilapangan ke depan sebagaimana yang tercantum dalam kode etik jurnalistik.

Berita harus dikemas dari nara sumber untuk dikelola menjadi bahan berita sehingga pembaca dapat mengerti tentang apa isi dari berita.

Hal ini menjadi perhatian kita bersama seperti dalam istilah Astul asal tulis, Muntaber, muncul tanpa berita, asbun, asal bunyi, Asbic, Asal bicara.

Istilah ini tampaknya kini semakin ngetop namun karena bersifat opini dan tendensius tampaknya tidak memberikan bacaan dan tidak mendidik.

Mari kita bangun informasi yang positif agar rakyat tidak bingung membaca medsos yang dimana - mana muncul.

Peranan medsos akhir akhir ini sangat kita kagumi dengan kecepatan berita.

Tetapi disamping itu peran oknum pejabat dan oknum DPR pun sudah aktif di medsos menyiarkan tentang kegiatan sendiri karena untuk kepentingan seperti reses para anggota DPRD dan oknum pejabat.

Sudah direpotkan ber medsos, Bahkan dilingkungan kantor pun sudah sibuk dengan Handphone, akhirnya pekerjaan tertinggal.

Sebaiknya disaat kerja HP tidak perlu menjadi utama, namun perlu untuk komunikasi saja.

Seperti beberapa waktu yang lalu, Panglima TNI Jenderal Andika Prakasa memarahi bawahannya karena sibuk dengan HP saat rapat, Akhirnya pertanyaan tidak bisa dijawab.

Hal ini perlu menjadi contoh bagi kita semua agar HP di setiap kerja dihindari, agar fokus kepada pelayanan publik. (JKP)


Tags

Berita Terkait

X